Hey sob! Keringnya vagina sering kali menjadi keluhan yang dialami oleh wanita. Ketika mengalami kekeringan pada vagina, perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa nyeri bisa dirasakan, terutama saat berhubungan seksual.
Pada keadaan normal, vagina biasanya cukup lembap karena produksi cairan pelumas alami yang dihasilkan oleh leher rahim (serviks) dan kelenjar Bartholin. Produksi alami cairan vagina ini cenderung meningkat saat wanita mendapatkan rangsangan seksual, sehingga berperan penting dalam menjaga kenyamanan selama hubungan intim.
Penyebab Vagina Kering dan Cara Mengatasinya
Beragam Faktor Penyebab Keringnya Vagina
Produksi pelumas alami pada vagina dapat berfungsi dengan baik selama kadar hormon estrogen cukup. Hormon ini juga memainkan peran penting dalam menjaga elastisitas, ketebalan, dan kesehatan lapisan vagina.
Namun, ketika seorang wanita mengalami masa menopause, kadar hormon estrogen akan mulai menurun dan akhirnya berhenti. Hal ini bisa mengakibatkan vagina menjadi kering dan dindingnya mungkin menjadi lebih tipis dan kurang elastis.
Selain menopause, terdapat faktor lain yang dapat memicu kekeringan vagina, termasuk:
- Baru saja melahirkan, sedang dalam masa kehamilan, atau dalam masa menyusui
- Sejarah operasi pengangkatan indung telur atau ovarium
- Efek samping dari perawatan kanker, seperti kemoterapi atau radioterapi
- Efek samping dari obat-obatan seperti antidepresan, pil KB, dan dekongestan
- Penyakit tertentu seperti diabetes dan sindrom Sjögren
- Penggunaan produk pembersih kewanitaan tertentu, seperti sabun dengan bahan kimia yang bisa mengiritasi, semprotan kewanitaan (vaginal douche), atau bedak
- Iritasi pada vagina yang dapat disebabkan oleh deterjen, parfum, atau gesekan dengan pakaian
- Merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan
- Faktor psikologis, seperti stres berat, gangguan kecemasan, dan depresi
Langkah-langkah untuk Mengatasi Vagina Kering
Jika Anda mengalami masalah kekeringan vagina, Anda dapat mencoba beberapa langkah berikut untuk mengatasi masalah ini:
1. Membentuk foreplay yang lebih panjang
Cobalah untuk meningkatkan foreplay bersama pasangan sebelum melakukan penetrasi. Ini dapat membantu merangsang produksi cairan pelumas alami pada vagina.
2. Menggunakan pelumas
Pelumas berbahan dasar air biasanya efektif jika digunakan selama beberapa jam. Pelumas ini dapat membantu menjaga vagina agar lebih basah dan nyaman selama berhubungan seksual, serta mengurangi rasa nyeri.
3. Menggunakan pelembap vagina
Pelembap vagina dalam bentuk krim, gel, atau supositoria dapat membantu mengurangi kekeringan pada vagina. Pastikan untuk memilih pelembap yang tidak mengandung pewangi agar tidak menyebabkan iritasi pada vagina.
4. Menggunakan cincin estrogen vagina
Cincin estrogen yang lembut dimasukkan ke dalam vagina dan harus diganti setiap sekitar 12 minggu. Cincin ini melepaskan hormon estrogen secara bertahap ke dalam jaringan vagina, meningkatkan produksi cairan pelumas alami.
5. Menggunakan tablet estrogen vagina
Tablet estrogen dimasukkan ke dalam vagina, bukan diminum. Mereka bekerja dengan cara yang mirip dengan cincin estrogen. Dosis pemakaian biasanya adalah satu tablet setiap hari selama dua minggu pertama, kemudian dapat digunakan setiap dua minggu.
6. Menggunakan krim estrogen vagina
Krim estrogen vagina digunakan untuk merangsang produksi cairan pelumas alami vagina. Dalam umumnya, krim ini digunakan setiap hari selama satu atau dua minggu, dan kemudian bisa dikurangi frekuensinya sesuai dengan rekomendasi dokter. Produk krim estrogen vagina sering disertai dengan alat aplikator untuk memasukkannya ke dalam vagina.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan cincin, tablet, atau krim estrogen vagina tidak disarankan untuk wanita yang memiliki riwayat kanker serviks atau payudara, pernah mengalami perdarahan vagina yang tidak jelas penyebabnya, atau sedang hamil atau menyusui.
Terapi Hormon untuk Mengatasi Vagina Kering
Terapi hormon biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi kekeringan vagina yang disebabkan oleh perubahan hormon, terutama selama menopause. Terapi hormon ini dapat dalam bentuk krim, semprotan, patch, atau tablet yang diminum. Terapi hormon ini juga memiliki risiko tertentu, seperti perut kembung, sakit kepala, perdarahan vagina, dan nyeri pada payudara.
Selain itu, beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa penggunaan pil atau tablet yang mengandung hormon estrogen atau kombinasi hormon estrogen dan progesteron dapat meningkatkan risiko terkena stroke, penyakit jantung, kanker endometrium, kanker payudara, serta masalah ginjal atau hati.
Kekeringan vagina yang terkait dengan perubahan hormon, seperti menopause, memang seringkali tidak dapat dihindari. Namun, untuk menghindari memburuknya keadaan vagina yang kering, penting untuk menghindari penggunaan sabun, produk yang mengandung pewangi, atau losion pada area sensitif vagina.
Oke mungkin itu saja mengenai artikel "Cara Mengatasi Vagina Kering dan Penyebabnya" ini. Semoga dapat bermanfaat, jika ada Pertanyaan bisa isi pada kolom komentar. Terimakasih.
Posting Komentar